Selasa, 03 November 2009

Jika Si Kecil Tidak Mau Sekolah

ORANG tua akan merasa stres jika mendengar anaknya benci ke sekolah dan tidak mau sekolah lagi. Cara untuk membujuknya adalah bukan dengan memarahi atau membentaknya, melainkan cari tahu apa penyebabnya dan ajaklah si kecil bicara secara baik-baik.

Mungkin hampir sebagian besar anak pernah merasakan benci untuk datang ke sekolah, namun biasanya perasaan tersebut tidak berlangsung lama. Sekolah adalah salah satu tempat dimana seseorang bisa mendapatkan pendidikan, teman dan mengembangkan kemampuan untuk bersosialisai dengan sesama.
Anak yang tidak mau sekolah bisa saja karena anak merasa takut atau stres untuk datang ke sekolah, hal ini akan berefek ke tubuh si anak. Anak yang stres tentang sekolahnya akan memicu timbulnya sakit kepala atau sakit pada bagian pencernaannya.
Memiliki masalah dengan waktu tidurnya juga merupakan salah satu tanda dari stres. Jika anak tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk tidur, maka anak akan suka marah-marah dan menjadi cepat lelah sepanjang hari. Perasaan tersebut bisa membuat anak merasa tidak betah atau memperburuk keadannya di sekolah.
Selain stres ada banyak penyebab mengapa anak tidak mau sekolah, bisa saja karena adanya kekerasan dalam sekolah, tidak suka dengan salah satu temannya, bermasalah dengan guru, merasa berbeda dengan anak-anak yang lain dan mungkin hanya mempunyai teman yang sedikit. Kadang penyebab lainnya adalah berhubungan dengan tugas sekolah, yang terlalu mudah sehingga merasa bosan atau bahkan terlalu susah yang membuat anak merasa tidak lebih pintar dibandingkan dengan teman-temannya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat anak semangat kembali ke sekolah, seperti dikutip dari Kidshealth, Kamis (27/8/2009):
1. Ajaklah anak bicara secara baik-baik tentang masalah yang dihadapi di sekolahnya. Anak bisa berbicara dengan orang tua, teman atau guru yang dipercaya sehingga bisa membuatnya merasa lebih baik.
2. Biasakan anak untuk selalu menulis apapun yang terjadi atau perasaannya dalam sebuah diari. Hal ini bagus bagi anak yang tidak ingin berbagi dengan siapapun, karena bisa membantu mengeluarkan segala emosi yang dipendamnya.
3. Jika bermasalah dengan pelajaran di sekolah, mintalah bantuan guru di sekolah atau guru privat untuk memberinya tambahan pelajaran. Jangan biarkan hal ini berlangsung terlalu lama, karena lebih mudah untuk mengejar ketinggalan satu bab pelajaran dibandingkan dengan satu buku pelajaran.
4. Biasakan mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan sang anak untuk ke sekolah sejak malam harinya, sehingga saat pagi hari anak tidak merasa stres atau terburu-buru yang membuatnya malas untuk pergi ke sekolah.
5. Ajaklah anak untuk menulis apa yang tidak disukai di sekolah dan apa yang dsukai di sekolah (meskipun mungkin hanya saat istirahat saja). Lalu cari solusi bersama-sama untuk mengatasi hal-hal yang tidak disukai anak di sekolah.
Memang tidak mudah untuk mengubah semua yang tidak disukai anak di sekolah secara langsung. Tapi dengan mengetahui apa penyebab anak tidak mau sekolah, orang tua bisa memperkirakan bagaimana jalan keluar yang terbaik untuk sang anak sehingga mau kembali lagi ke sekolah.
Untuk itu, cari tahulah apa penyebabnya dan jangan pernah memarahi atau membentak sang anak. Karena hal ini akan membuat anak merasa semakin tidak nyaman dan tidak mau menceritakan masalah yang sedang dihadapinya.


Read More......

Kiat-Kiat Berbicara Dengan Bayi

BERBICARA dengan bayi Anda mempunyai dampak yang mendalam terhadap perkembangan otaknya. Di sinilah orang tua, terutama ibu harus benar-benar terampil berkomunikasi dengan bayinya.

Tatap matanya
Jika Anda melihat pada mata bayi Anda sebelum memulai suatu percakapan, Anda akan mampu mempertahankan perhatiannya lebih lama dan lebih mungkin mendapatkan respons yang bersemangat.
Tirukan Suara Bayi
Bayi cenderung melihat mulut oang yang berbicara serta mencoba meniru gerakan lidah dan bibir. Orang tua bisa mendorong hal ini dengan membuat bunyi yang menyenangkan, kata-kata yang ditekankan dan mendorong bayi mereka untuk mengulanginya. Meniru suara bayi juga mendorongnya untuk melatih suaranya dan mencoba suara-suara lain.
Ketika bayi saya mulai mengeluarkan suara, saya mengulanginya kembali tetapi mengubah suara itu menjadi sebuah kata yang bunyinya sama, daripada hanya mengulangi bicara bayi.
Panggil Nama Bayi Anda
Meskipun bayi mungkin tidak mengasosiasikan nama dengan dirinya sampai dia berumur beberapa bulan, dengan sering mendengarkannya memicu asosiasi yang menyenangkan. Bunyi khusus ini berarti bahwa seseorang memperhatikan si bayi.
Tetap Sederhana
Gunakan kalimat yang terdiri dari dua atau tiga kata, dan kata yang mempunyai satu atau dua suku kata dengan huruf vokal yang dipanjangkan dan dikeraskan, "Anaakk Maaanisss."
Buat Suasana Hidup
Katakan, "Ucapkan salam pada nenek, " ketika Anda melambai. Bayi lebih mungkin mengingat kata-kata yang dikaitkan dengan gerak tubuh yang hidup, itulah sebabnya mengapa bayi menyukai bahasa sinyal. Ucapkan kalimat Anda dengan intonasi pada ujungnya. Keraskan kata-kata pengingat. Bayi menjadi bosan dengan bunyi yang sama. Bayi dan anak batita lebih memberikan perhatian ketika Anda berbicara dengan cara dinyanyikan.
Ajukan Pertanyaan
"Susi ingin ke perawat?" Berbicara dengan pertanyaan biasanya akan meninggikan nada suara pada ujung kalimat karena Anda mengantisipasi respons bayi Anda.
Ceritakan
Ketika Anda melakukan perawatan sehari-hari terhadap bayi, ketika mengenakan pakaian, memandikan dan mengganti popok, bicaralah apa yang sedang Anda lakukan (Catatan untuk Ayah: ini seperti seorang komentator balap mobil menggambarkan permainan, "Sekarang ayah membuka popok. Sekarang memasang popok baru. Dan inilah bayi, mau istirahat lagi..."). Biasanya pada awalnya terasa seperti orang bodoh (kecuali Anda sudah berbicara dengan diri Anda secara teratur), tetapi bukan sedang berbicara dengan dinding batu. Ada manusia kecil dengan kuping yang besar dan otak yang sedang berkembang yang memproses setiap kata yang didengarkannya. Dalam praktik pediatrik, saya telah mengetahui bahwa bayi dari ibu-ibu yang suka berbicara yang juga pendengar yang baik, cenderung menjadi anak batita yang pintar bicara dan pendengar yang mendengarkan dengan penuh perhatian.
Nyanyikan
Para peneliti percaya bahwa menyanyi menggunakan lebih banyak pusat bahasa dalam otak bayi dari pada hanya kata-kata saja. Bayi pada semua umur suka nyanyian yang mereka dengar berulang-ulang, apakah nyanyian buatan ibu atau ayah atau dipinjam dari nyanyian yang sudah dikenal. Kumpulkan sepuluh nyanyian favorit bayi Anda dan mainkan dengan berulang-ulang. Bayi berkembang dengan pengulangan.
Perluas
Memperluas kata yang dimulai sendiri oleh seorang anak merupakan alat belajar bahasa yang berharga. Misalkan, anak Anda yang baru bisa berjalan mengucapkan "uung" (burung). Anda tambahkan "Dan burung terbang di angkasa ..." Kata-kata atau ide-ide dimulai oleh seorang anak menimbulkan momen yang bisa diajarkan.


Read More......