Kamis, 21 Oktober 2010

Cara Tepat Hadapi Kejang Demam

Apabila balita Anda tiba-tiba demam disertai kejang, tak perlu panik. Ini bukan berarti ia mengalami epilepsi. Yang penting tetap tenang dan hadapi dengan cara yang tepat.

Kejang demam yang dikenal juga dengan istilah stuip atau stip, terbagi dalam 2 kelompok. Yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks, yang sering dialami anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Tidak berulang. Kejang demam berbeda dengan kejang epilepsi. Kejang epilepsi terjadi berulang terus-menerus dan tanpa diawali demam. Sedengkan kejang demam sederhana cenderung tidak berulang dan tidak terus menerus, namun diawali demam. Sementara kejang demam kompleks, berisiko lebih tinggi untuk terjadi pengulangan serangan serta bisa berkembang menjadi epilepsi.

Untuk mendeteksinya, dr. Irawan Mangunatmadja, SpAK, dari Divisi Neurologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta menyarankan agar mencatat dan mengukur pada suhu berapa balita mulai mendapat serangan kejang. Sebab setiap anak memiliki batas toleransi yang berbeda.

Bukan akibat infeksi saraf. Ciri khas kejang demam adalah karena kenaikan suhu tubuh di atas 38ºC dan bukan akibat adanya infeksi pada susunan pusat saraf. Contohnya, pada saat balita terkena radang tenggorokan dan demam tinggi, ia mengalami kejang.

Definisi demam. Demam adalah gejala dari suatu penyakit. Balita disebut demam bila suhu tubuh lebih dari 38ºC (bila diukur lewat ketiak, tambah 0,7ºC). Selain demam, gejala-gejala balita mengalami kejang demam adalah:

* Kehilangan kesadaran atau pingsan
* Tubuh, kaki dan tangan menjadi kaku
* Biasanya kepala anak terkulai ke belakang, disusul dengan munculnya gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
* Kulit berubah jadi pucat, bahkan menjadi biru
* Bola mata terbalik ke atas, gigi terkatup
* Kadang-kadang disertai muntah
* Pada beberapa anak, nafas bisa berhenti beberapa saat
* Tidak bisa mengontrol buang air kecil maupun besar

Serangan berlangsung hanya beberapa menit dan kejang-kejang akan berhenti. Kesadaran balita bertahap kembali pulih.

Ke dokter jika:

* Demam hingga 40ºC
* Kejang pada separuh tubuh
* Mengalami kelumpuhan separuh badan setelah terserang kejang
* Mengalami kelumpuhan sementara atau menetap
* Mengalami kejang berulang lebih dari 2 kali sehari
* Saat kejang, balita berumur kurang dari 6 bulan
* Kejang berlangsung lebih dari 15 menit (Ayah Bunda)

Read More......

Selasa, 03 November 2009

Jika Si Kecil Tidak Mau Sekolah

ORANG tua akan merasa stres jika mendengar anaknya benci ke sekolah dan tidak mau sekolah lagi. Cara untuk membujuknya adalah bukan dengan memarahi atau membentaknya, melainkan cari tahu apa penyebabnya dan ajaklah si kecil bicara secara baik-baik.

Mungkin hampir sebagian besar anak pernah merasakan benci untuk datang ke sekolah, namun biasanya perasaan tersebut tidak berlangsung lama. Sekolah adalah salah satu tempat dimana seseorang bisa mendapatkan pendidikan, teman dan mengembangkan kemampuan untuk bersosialisai dengan sesama.
Anak yang tidak mau sekolah bisa saja karena anak merasa takut atau stres untuk datang ke sekolah, hal ini akan berefek ke tubuh si anak. Anak yang stres tentang sekolahnya akan memicu timbulnya sakit kepala atau sakit pada bagian pencernaannya.
Memiliki masalah dengan waktu tidurnya juga merupakan salah satu tanda dari stres. Jika anak tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk tidur, maka anak akan suka marah-marah dan menjadi cepat lelah sepanjang hari. Perasaan tersebut bisa membuat anak merasa tidak betah atau memperburuk keadannya di sekolah.
Selain stres ada banyak penyebab mengapa anak tidak mau sekolah, bisa saja karena adanya kekerasan dalam sekolah, tidak suka dengan salah satu temannya, bermasalah dengan guru, merasa berbeda dengan anak-anak yang lain dan mungkin hanya mempunyai teman yang sedikit. Kadang penyebab lainnya adalah berhubungan dengan tugas sekolah, yang terlalu mudah sehingga merasa bosan atau bahkan terlalu susah yang membuat anak merasa tidak lebih pintar dibandingkan dengan teman-temannya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat anak semangat kembali ke sekolah, seperti dikutip dari Kidshealth, Kamis (27/8/2009):
1. Ajaklah anak bicara secara baik-baik tentang masalah yang dihadapi di sekolahnya. Anak bisa berbicara dengan orang tua, teman atau guru yang dipercaya sehingga bisa membuatnya merasa lebih baik.
2. Biasakan anak untuk selalu menulis apapun yang terjadi atau perasaannya dalam sebuah diari. Hal ini bagus bagi anak yang tidak ingin berbagi dengan siapapun, karena bisa membantu mengeluarkan segala emosi yang dipendamnya.
3. Jika bermasalah dengan pelajaran di sekolah, mintalah bantuan guru di sekolah atau guru privat untuk memberinya tambahan pelajaran. Jangan biarkan hal ini berlangsung terlalu lama, karena lebih mudah untuk mengejar ketinggalan satu bab pelajaran dibandingkan dengan satu buku pelajaran.
4. Biasakan mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan sang anak untuk ke sekolah sejak malam harinya, sehingga saat pagi hari anak tidak merasa stres atau terburu-buru yang membuatnya malas untuk pergi ke sekolah.
5. Ajaklah anak untuk menulis apa yang tidak disukai di sekolah dan apa yang dsukai di sekolah (meskipun mungkin hanya saat istirahat saja). Lalu cari solusi bersama-sama untuk mengatasi hal-hal yang tidak disukai anak di sekolah.
Memang tidak mudah untuk mengubah semua yang tidak disukai anak di sekolah secara langsung. Tapi dengan mengetahui apa penyebab anak tidak mau sekolah, orang tua bisa memperkirakan bagaimana jalan keluar yang terbaik untuk sang anak sehingga mau kembali lagi ke sekolah.
Untuk itu, cari tahulah apa penyebabnya dan jangan pernah memarahi atau membentak sang anak. Karena hal ini akan membuat anak merasa semakin tidak nyaman dan tidak mau menceritakan masalah yang sedang dihadapinya.


Read More......

Kiat-Kiat Berbicara Dengan Bayi

BERBICARA dengan bayi Anda mempunyai dampak yang mendalam terhadap perkembangan otaknya. Di sinilah orang tua, terutama ibu harus benar-benar terampil berkomunikasi dengan bayinya.

Tatap matanya
Jika Anda melihat pada mata bayi Anda sebelum memulai suatu percakapan, Anda akan mampu mempertahankan perhatiannya lebih lama dan lebih mungkin mendapatkan respons yang bersemangat.
Tirukan Suara Bayi
Bayi cenderung melihat mulut oang yang berbicara serta mencoba meniru gerakan lidah dan bibir. Orang tua bisa mendorong hal ini dengan membuat bunyi yang menyenangkan, kata-kata yang ditekankan dan mendorong bayi mereka untuk mengulanginya. Meniru suara bayi juga mendorongnya untuk melatih suaranya dan mencoba suara-suara lain.
Ketika bayi saya mulai mengeluarkan suara, saya mengulanginya kembali tetapi mengubah suara itu menjadi sebuah kata yang bunyinya sama, daripada hanya mengulangi bicara bayi.
Panggil Nama Bayi Anda
Meskipun bayi mungkin tidak mengasosiasikan nama dengan dirinya sampai dia berumur beberapa bulan, dengan sering mendengarkannya memicu asosiasi yang menyenangkan. Bunyi khusus ini berarti bahwa seseorang memperhatikan si bayi.
Tetap Sederhana
Gunakan kalimat yang terdiri dari dua atau tiga kata, dan kata yang mempunyai satu atau dua suku kata dengan huruf vokal yang dipanjangkan dan dikeraskan, "Anaakk Maaanisss."
Buat Suasana Hidup
Katakan, "Ucapkan salam pada nenek, " ketika Anda melambai. Bayi lebih mungkin mengingat kata-kata yang dikaitkan dengan gerak tubuh yang hidup, itulah sebabnya mengapa bayi menyukai bahasa sinyal. Ucapkan kalimat Anda dengan intonasi pada ujungnya. Keraskan kata-kata pengingat. Bayi menjadi bosan dengan bunyi yang sama. Bayi dan anak batita lebih memberikan perhatian ketika Anda berbicara dengan cara dinyanyikan.
Ajukan Pertanyaan
"Susi ingin ke perawat?" Berbicara dengan pertanyaan biasanya akan meninggikan nada suara pada ujung kalimat karena Anda mengantisipasi respons bayi Anda.
Ceritakan
Ketika Anda melakukan perawatan sehari-hari terhadap bayi, ketika mengenakan pakaian, memandikan dan mengganti popok, bicaralah apa yang sedang Anda lakukan (Catatan untuk Ayah: ini seperti seorang komentator balap mobil menggambarkan permainan, "Sekarang ayah membuka popok. Sekarang memasang popok baru. Dan inilah bayi, mau istirahat lagi..."). Biasanya pada awalnya terasa seperti orang bodoh (kecuali Anda sudah berbicara dengan diri Anda secara teratur), tetapi bukan sedang berbicara dengan dinding batu. Ada manusia kecil dengan kuping yang besar dan otak yang sedang berkembang yang memproses setiap kata yang didengarkannya. Dalam praktik pediatrik, saya telah mengetahui bahwa bayi dari ibu-ibu yang suka berbicara yang juga pendengar yang baik, cenderung menjadi anak batita yang pintar bicara dan pendengar yang mendengarkan dengan penuh perhatian.
Nyanyikan
Para peneliti percaya bahwa menyanyi menggunakan lebih banyak pusat bahasa dalam otak bayi dari pada hanya kata-kata saja. Bayi pada semua umur suka nyanyian yang mereka dengar berulang-ulang, apakah nyanyian buatan ibu atau ayah atau dipinjam dari nyanyian yang sudah dikenal. Kumpulkan sepuluh nyanyian favorit bayi Anda dan mainkan dengan berulang-ulang. Bayi berkembang dengan pengulangan.
Perluas
Memperluas kata yang dimulai sendiri oleh seorang anak merupakan alat belajar bahasa yang berharga. Misalkan, anak Anda yang baru bisa berjalan mengucapkan "uung" (burung). Anda tambahkan "Dan burung terbang di angkasa ..." Kata-kata atau ide-ide dimulai oleh seorang anak menimbulkan momen yang bisa diajarkan.


Read More......

Jumat, 21 Agustus 2009

KIAT MENGASUH REMAJA


Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya daridapa dengan orangtua.

Di masa-masa inilah orangtua sering bersitegang dengan remaja. Terutama karena orangtua agak kesulitan mengatasi emosi dan tekanan lain yang secara alami muncul pada remaja.
Ada kalanya orangtua bersikap permisif. Hal ini membuat anak hanya sedikit mengandalkan orangtua sebagai pembimbing. Remaja menganggap orangtua sebagai jasa valet saja. Keadaan ini tentunya tidak sehat.
Dikatakan Ken Mellor, ahli pengasuhan dari Melbourne seperti dikutip Good Health & Medicine, orangtua seolah-olah lebih menjadi pemberi jasa bagi anaknya yang bertindak sebagai konsumen. Orangtua, lanjutnya, berpikir bahwa menjadi tugas mereka untuk memuaskan anak-anak daripada memasukkannya ke dunia ini.
“Anak-anak itu perlu dimanajeri, tidak hanya didukung dan dilayani,” ujar penulis buku Teen Stages: How to Guide the Journey to Adulthood ini.
Secara global, orangtua mulai menyadari bahwa pola asuh terhadap remaja belum berhasil. Sebuah penelitian yang dilakukan Canadian Institute for Health Information (CIHI) mengungkapkan lima hal penting yang perlu dimiliki orangtua agar anak-anaknya tumbuh sebagai pribadi yang sehat dan gembira. Elizabeth GyorfiDyke, seorang peneliti, mengatakan bahwa hasil riset tersebut akan memberi jalan berbeda dalam melihat solusi sebuah masalah, tak hanya mendefinisikannya saja.

MENGOBROL
Mellor menyarankan orangtua untuk tidak pelit memberikan sentuhan pada anak, misalnya memeluk, merangkul, dan lainnya. Tidak hanya sampai di situ, orangtua juga mesti duduk bersama mereka dan mengobrol. Anda bisa mengajak si remaja menceritakan kegiatannya hari itu.
Menurut Mellor, sebuah keluarga sebaiknya sesering mungkin bercengkerama. Keluarga yang makan malam bersama, setidaknya empat kali seminggu, anak remajanya 75 persen cenderung jarang terlibat dengan obat-obatan terlarang dan perilaku yang berisiko.

TETAP MENGAWASI
Sangat penting bagi orangtua untuk menyelidiki kehidupan anak-anaknya guna mengetahui apa saja yang terjadi pada mereka. Kata Mellor, “Saya tidak akan membaca buku harian anak-anak saya. Namun, bila mereka berada dalam risiko, saya tidak akan ragu membacanya.”
Oke saja memberi batasan pribadi pada anak remaja, tetapi kadang orangtua memiliki pengertian yang keliru atas proporsi dari respek. Nah, supaya tidak terjadi salah paham, ada baiknya orangtua membuat aturan. Bisa dengan cara menempatkan televisi dan komputer hanya di ruang terbuka atau ruang keluarga, dan bukan di kamar anak.
Orangtua juga mesti membuat panduan atas tontonan dan permainan (games) yang diperbolehkan dan dilarang.. International Society for Research on Aggression mengungkapkan, tindak kekerasan yang tergolong ringan dalam video games bisa menyebabkan pikiran dan tindakan agresif dan menurunkan perilaku suka menolong.
Mellor juga mengingatkan orangtua agar tidak memberi aturan secara sewenang-wenang. Aturan perlu diberi penjelasan dengan jelas. Katakan kepada anak bahwa apa yang ia lihat akan membentuk kesadarannya.

MASUK DALAM KEHIDUPAN SEKOLAH
Saat bersekolah, anak mungkin masuk ke dalam kelas, tetapi pikirannya bisa ke mana-mana. Untuk membuat ia tetap fokus pada sekolah, orangtua sebaiknya membantu atau paling tidak menemaninya saat mengerjakan pekerjaan rumah. Orangtua juga mesti terlibat dalam kehidupan sekolah anak.
Bila memungkinkan, amati guru yang mengajar. Menurut ahli pola pengasuhan dari Australia, Steve Biddulph, “Remaja laki-laki kurang dapat menoleransi cara pengajaran dan kemampuan interpersonal atau karakter guru yang jelek. Dan mereka tidak akan belajar dari orang yang tidak menyukai mereka.” Kalau sudah begitu, remaja akan cuek dengan pelajaran di sekolah.

JADI SUKARELAWAN
Laporan CIHI menunjukkan hampir 75 persen remaja yang menjadi sukarelawan tumbuh “sehat”, dinamis, mencintai tantangan, dan menjadi pelajar yang kuat secara mental maupun spiritual. Orangtua sebaiknya mendorong anak-anaknya untuk terlibat dalam kegiatan sosial. Orangtua sebaiknya memberi contoh karena mereka tetap jadi panutan bagi anak-anak.

BANYAK BERTEMAN
Laporan lain dari CIHI menyebutkan, remaja yang berteman dengan rekan sebayanya memiliki harga diri yang lebih tinggi dan secara menyeluruh sehat. Di sisi lain, sejalan dengan masa remajanya, keraguan diri dan ketakutan akan penolakan juga hadir dalam diri mereka.


Read More......

Senin, 17 Agustus 2009

BIJAK DALAM MEMILIH ENRICHMENT CLASS


Dalam mengikutkan si kecil dalam program enrichment class sebaiknya tidak memaksakan kehendak orang tua. Bila kegiatan itu tidak sesuai dengan minat, kemampuan dan bakat anak, sebaiknya tidak dipaksa. Melakukan pemaksaan untuk mengikuti kegiatan yang tidak disukai hanya membuat anak menjadi antipati dan kegiatan belajarpun menjadi sulit. Bila si kecil dipaksa, ia justru tidak akan serius, karena sudah lebih dulu antipati. Ia menjadi terlihat tidak mampu dan bisa membuat rasa percaya dirinya jatuh.

Padahal ini dikarenakan ia tidak berminat, dan justru bisa jadi menonjol bila diikutkan di bidang lain yang diminatinya. Akan menjadi jauh lebih baik jika kegiatan belajar ini dapat diikutinya dengan suasana bermain yang menyenangkan. Oleh karena itu, sebagai orang tua sebaiknya peka terhadap minat dan bakat si anak.

CARI TAHU BAKATNYA
Memilih dan mengikutkan anak pada progam dalam enrichment class sebaiknya tidak dilakukan dengan sesuka hati orang tua. Hal yang harus dijadikan sebagai filter pertama adalah bakatnya. Orang tua sebaiknya mencari tahu apa bakat si kecil.Berikut ini beberapa cara untuk mengetahui bakat si kecil.

1.Mengobservasi anak sejak dini.
Ini adalah langkah terpenting yang dapat dilakukan orang tua. Dari sini, bila bakat anak sudak tampak, maka orang tua dapat mengembangkannya.

2.Berikan rangsangan yang kaya.
Bukan dengan memuji anak secara berlebihan, tetapi dengan menunjukkan keterlibatan dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diminati anak.

3.Update terus.
Mengikuti perkembangan anak setiap harinya. Adalah tugas orang tua untuk pandai menggali minat dan bakat serta membrikan stimulasi yang tepat.

PENGAYAAN UNTUK KECERDASAN MULTIPEL

Dengan adanya pilihan kegiatan dalam enrischment class, 9 kecerdasan multipel dapat dipacu. 9 kecerdasan itu adalah :
1.Kecerdasan bahasa
2.Kecerdasan akademis : membaca, menghitung, menulis
3.Kecerdasan spasial : menggambar
4.Kecerdasan kinestetik : olah raga, seperti basket, sepak bola, berenang, dan lainnya
5.Kecerdasan sains : misalnya mengamati benda alam, membuat penelitian/ eksperimen kecil.
6.Kecerdasan eksistensi : bisa dikaitkan dengan moral dan penerapan nilai. Biasanya berkaitan dengan agama.
7.Kecerdasan musik
8.Kecerdasan interpersonal : supaya bisa berinteraksi dengan banya orang
9.Kecerdasan intra personal :anak menjadi tahu kelemahan dan kelebihannya.

MANFAAT ENRICHMENT CLASS

Berbagai kegiatan dalam enrichment class akan membawa manfaat positif bagi si anak. Apa saja yang dapat dipetik ?
1.Dapat menjadi sarana mengenali bakat anak sejak dini.
Orang tua menjadi lebih aware terhadap bakat anak, sehingga di kemudian hari tidak terjadi pemaksaan untuk menguasai suatu bidang yang tidak diminati si anak.

2.Dapat memperluas wawasan anak tentang kegiatan di lingkungan sekitarnya.

3.Memunculkan minat dan keinginan anak untuk mecoba. Kadang anak tidak mengtahi adanya berbagai hal yang menarik di luar sana yang mungkin saja akan diminatinya kemudian hari. Dengan enrichment class, ia menjadi tahu berbagai macam hal karena diperkenalkan.

APA SAJA PILIHANNYA?

Bila si kecil sudah mencapai usi 4 tahun, sudah siap dan orang tua sudah memilki gambaran bakat yang dimilikinya, mungkin beberapa kelas di bawah ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam agenda si buah hati :
1.Calistung ( membaca, menulis, menghitung). Dengan tetap memperhatikan kesiapan si kecil, dan pilih kelas dengan metode belajar sambil bermain yang menyenangkan dan tidak memforsir.

2.Renang. Di sini anak akan lebih banyak bergerak, sehingga koordina motoriknya akan terlatih. Renang akan mendukung tumbuh kembangnya dengan baik. Hanya saja, hindari kelas renang yang mengharuskan anak untuk memenuhi target. Biarkan si prasekolah bersenang-senang sambil bermain air.

3.Musik. Sama seperti kelas-kelas lain, lupakan target serta pencapaian yang ‘wah’, dan biarkan balita kita bersenang-senang sambil mengenal nada dan alat musik.

4.Bahasa asing. Setelah lancar berbicara dengan bahasa ibu dalam keseharian di lingkungan sekitarnya, tidak ada salahnya mulai memperkenalkan si kecil dengan bahasa asing. Namun tetap harus diingat, bahwa pencapaiannya hanyalah sekedar mengenal bahasa asing tersebut dan jangan berekspetasi berlebihan bahwa ia akan segera lancar bercicara bilingual yang canggih.

5.Menggambar.Kegemarannya membuat coretan-coretan di egala media, termasuk kertas, ataupun dinding rumah, dapat disalurkan di sini. Bila ingin mengikutkannya pada lomab gambar, hindari memberikannya target menjadi juara. Biarkan saja dia menikmati kegiatan corat-coretnya untuk menuangkan ekspresinya.

SEBELUM MENGIKUTKANNYA...
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu ketika pada akhirnya kita memasukkan buah hati kita pada enrichment class:
1.Melakukan observasi mendalam. Untuk meyakinkan bahwa kelas yang dipilih sudah sesuai dengan minat dan bakat si kecil.

2.Perkenalan. Gunakan free trial/ seat-in untuk mencoba apakah si kecil akan menyukainya atau tidak.

3.Hindari janji manis. Hindari mengiming-iming anak untuk ikut kelas tertentu. Keinginan anak harus berdasarkan dari intinsic motivation , yaitu dari dirinya sendiri, bukan berasal dari orang tua.

4.Dukung . Berikan dukungan sepenuhnya apabila si anak sudah terlihat memiliki suatu bakat terntentu.

5.Jangan pernah membandingkannya dengan anak lain.

Pengalaman belajar di usia dini sangatlah penting, sebaiknya tetap berkutat pada dunia yang disenangi anak, yaitu bermain, dan dalam suasana yang menyenangkan.(atik fb--parents guide magazine)


Read More......

TENTANG ENRICHMENT CLASS

ENRICHMENT CLASS: MEMPERKAYA SKILL ATAU MEMBEBANI ?
Belajar itu memang sangat penting.Mengasah minat dan bakat juga penting. Semuanya penting dan ingin diperkaya. Namun hati-hati, jangan sampai membebani si kecil.

Mendengar tentang enrichment class,mungkin yang terbayang di benak kita adalah berbagai jenis kegiatan , mulai dari menggambar, piano, basket, sampai balet. Demam enrichment class ini sudah merambah pada anak-anak prasekolah maupun pada orang tua yang memiliki anak batita (bawah tiga tahun).
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah efektifkah? Apakah kelas pengayaan ini benar-benar memperkaya skill dan mendukung perkembangan anak, atau malah menjadi beban?

MENGGALI POTENSI KECERDASAN
Enrichment class adalah kegiatan yang umumnya dilakukan setelah sekolah dan dapat memperkaya kemampuan anak. Menurut Fabiola Priscilla M.Psi dari Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UI megatakan bahwa enrichment class sangat membantu perkembangan minat dan bakat anak.
Tidak hanya sebagai penyalur minat dan bakat, kelas pengayaan juga menggali dan mengasah kecerdasan anak. William T.Dickens,PhD, seorang profesor dari Brookinsgs Institute di Washington DC, memaparkan bahwa setelah seorang anak mengikuti program enrichment di preschool, IQ nya akan meningkat dalam hitungan 6-12 bulan. Namun setelah si anak meninggalkan program tersebut, IQ kembali menurun.
Apapun bentuknya selama itu disukai anak, enrichment class memang sangat berkaitan dengan pengembangan potensi kecerdasan anak.
Enrichment class bisa berbentuk berbagai macam kegiatan, misalnya yang berwujud akademis seperti membaca, menghitung dan menulis. Bisa juga yang berbentuk olah raga, musik , menyanyi ataupun menggambar.(atik fb-parents guide magazine)


Read More......

Jumat, 14 Agustus 2009

PERJALANAN MENYENANGKAN DENGAN SI KECIL


Liburan panjang hampir tiba. Tak perlu bingung dan panik mengajak bayi kita melakukan perjalanan. Asal tahu caranya,perjalanan kita akan tetap aman, lancar dan menyenangkan.

Momen liburan panjang biasanya dimanfaatkan untuk bersilahturahmi dengan keluarga di luar kota.Tentunya untuk mencapai kota tujan, membutuhkan waktu.Sebelum kita menjadi orang tua, perjalanan kita tenang, tanpa ada "gangguan".Tetapi setelah memiliki anak?Banyak orang tua ngeri harus mengajak bayi pergi berlibur.Membawanya belanja di dekat rumah saja sudah repot, apalagi perjalanan jarak jauh.Semua perlengkapan bayi harus dikemas.Belum lagi pejalanan yang -membayangkan saja-melelahkan.
Haruskah ditunda? Tak perlu menunda, karena ada tips yang mungkin bisa dipergunakan agar liburan berjalan dengan menyenangkan.
1.Pastikan kondisi bayi dalam keadaan sehat. Tidak pilek, demam, pola makan, minum susu normal.
2.Rencanakan waktu berangkat.
Jika perjalanan dengan mobil cukup jauh,berangkatlah tengah malam, atau siang hari waktu si kecil tidur siang.
3.Masukkan perlengkapan seperlunya.
Siapkan popok,lap,baju,dan perlengkapan lain secukupnya hingga akhir perjalanan. Bila perlu siapkan perlengkapan ekstra kalau-kalau perjalanan lebih lama.
4.Siapkan barang favorit anak.
Misalnya selimut, guling, boneka,atau barang penenang lain di dalam tas.
5.Siapkan kejutan.
Bawa mainan yang mengeluarkan bunyi atau barang lain yang belum pernah dilihat si kecil.Perlihatkan pada saat si kecil sudah mulai bosan dan rewel.Mainan baru ini akan mengalhkan perhatiannya dari kebosanan dan akan membuatnya terhibur.
6.Siapkan dan bawa makanan bayi yang praktis.
7.Beri kesempatan istirahat.
Duduk terus menerus di dalam mobil dalam jangaka waktu yang lama dapat membuat si kecil gelisah.Apalagi apabila dia sudah mulai merambat atau merangkak. Bila perjalanan dengan mobil, berhentilah sesering mungkin.Biarkan dia menghirup udara segar dan bergerak bebas. Kesempatan ini bisa digunakan untuk menyusui.

Selamat berlibur, mudah-mudahan tips tersebut bermanfaat, dan perjalanan liburan menjadi lancar dan menyenangkan bersama si kecil. (atik fb-parents guide magazine)



Read More......

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK


Setiap orang tua sebaiknya mengetahui setiap tahap perkembangan anak, dengan maksud agar anak-anak bisa melewati setiap tahap perkembangannya dengan baik/ berhasil.

Berikut adalah teori tentang tahap perkembangan , yang
• Mengetengahkan tahapan kehidupan yang akan dialami semua orang sejak lahir hingga mati.
• Tahapan ini melalui urutan tertentu dan tidak dapat dilompati, karena tahap yang sebelumnya merupakan fondasi bagi tahap berikutnya.
• Tiap tahap mempunyai ciri dan target tertentu yang harus dicapai agar perkembangan kepribadian menjadi optimal. Disebut prinsip epigenetik.

I.TRUST VS MISTRUST (0-18 bulan)
The infant “lives through and loves with” its mouth.
Dalam memenuhi kebutuhannya, anak sangat tergantung pada lingkungannya/ pengasuhnya
Bayi akan mengamati dan memberi signal.
Dalam hal ini, kepekaan primary care taker untuk merespons signal dari bayi sangat penting.
Apabila semua kebutuhan bayi terpenuhi, akan terbentuk TRUST. Sehingga bayi akan mempunyai rasa percaya kepada lingkungannya.
Sebaliknya apabila anak terlantar/kebutuhan tak terpenuhi, yang akan terjadi adalah MISTRUST, tidak percaya bahwa lingkungan akan membantunya, sehingga muncul rasa takut.
Pada masa ini sebaiknya setiap kebutuhan anak segera dipenuhi dengan prinsip “call feeding”
Apabila pada masa ini anak berhasil melewatinya, maka
1.Anak akan merasakan“lingkungan”(di luar dirinya)sebagai pemberi/dapat ngembalikan
rasa aman/nyaman yg dibutuhkan, dan dapat dipercaya
2.Anak akan mengembangkan rasa mampu diri secara wajar
3.Anak mempunyai rasa pengarahan diri
4.Anak mempunyai kemantapan langkah (nantinya)

Akan tetapi,apabila gagal,maka
1.Anak akan lebih didominasi rasa tak percaya kepada lingkungan(basic mistrust),
lebih banyak diliputi rasa takut/cemas, rasa ragu-ragu dan malu
2.Anak akan sulit mengembangkan time
perspective
yang optimal dalam kehidupannya kelak
3.Anak kurang mampu mengarahkan diri sendiri, atau malu

Catatan: Erikson mengatakan fase ini sebagai “back bone” dlm fase-2 perkembangan
anak

II. AUTONOMY vs SHAME & DOUBT.
(18 bulan – 3 tahun)
Anak sudah mulai bisa bicara, bisa mengontrol sphincter dan gerakan motoriknya.
Holding on and letting go”.
Beri kesempatan anak mengembangkan kemampuan kontrolnya.
Sikap lingkungan sebaiknya tegas tapi menenteramkan, jadi bukan galak dan selalu melarang.
Sering ada “battle” antara anak dengan pengasuhnya.
Targetnya rasa otonomi, bila tak berhasil yang terbentuk rasa malu dan ragu-ragu.

III. INITIATIVE vs GUILT (3-5 tahun)
Anak memiliki bekal basic trust dan rasa otonomi
Anak mulai timbul rasa inisiatif, rasa ingin tahu, muncul daya kreativitas dan selalu ingin mencoba (bereksperimen)
Anak secara aktif memasuki dunia dengan suaranya, geraknya, rasa ingin tahunya.
being on the make”. Semua dicobanya.
Lingkungan/pengasuh memiliki peran :
1.Memberi/mendukung keinginan anak untuk bereksperimen
2.Berusaha memenuhi rasa ingin tahu anak dan menjawab setiap pertanyaan dengan baik
3.Memberi kesempatan untuk berinisiatif, walaupun belum menghasilkan sesuatu yang
berarti.
4.Memberi support dan hindari untuk selalu melarang dan memarahi/menghukum.
Apabila masa ini dilewati dengan berhasil, maka:
- anak akan mengembangkan rasa inisiatif dan daya kreativitasnya
Sebaliknya, apabila gagal, maka
- bila lingkungan overkritik, melecehkan dan tidak menghargai usaha-usaha anak,
maka anak akan diliputi rasa bersalah.

IV. INDUSTRY vs INFERIORITY
(5 – 13 tahun)

• Usia sekolah dasar.
• kemampuan awal yg sudah dimiliki anak adalah sense of trust, autonomy, inisiative
• Anak memiliki rasa ingin berkarya ( misalnya bagaimana suatu benda itu dibuat &
fungsinya)
• Anak memiliki rasa ingin bersosialisasi (mencari teman)
Peran lingkungan adalah :
1.Memberi kesempatan anak untuk berkarya
2.Memberi kesempatan kepada anak untuk bersosialisasi
3.Memberikan dorongan pada anak agar mampu dan mau menyelesaikan tugas
4.Apabila anak mulai berkarya, beri fasilitas dan kesempatan
5.Memberi pujian dan bimbingan untuk hasil karyanya, agar muncul rasa industri nya,
dia tidak enggan untuk berkarya.
6.Bila sering dihina, direndahkan, diremehkan, yang muncul rasa rendah diri.

Apabila anak berhasil melewati masa ini, maka anak diliputi rasa keinginan untuk berkarya
Sebaliknya, apabila gagal maka anak akan lebih banyak didominasi rasa rendah diri

V. IDENTITY vs ROLE CONFUSION
(13 – 21 tahun).

• Fase ini bersamaan dengan onset pubertas (perubahan fisik). Sejalan dengan mulainya perubahan psikologis dan sosial.
• Anak mulai “mencoba-coba peran” untuk mencari identitas yang pas
• Anak mempunyai beberapa idola yang mungkin berubah-ubah.
Peran lingkungan adalah :
memberi kesempatan dan pengarahan, sehingga anak mantap dengan rasa identitasnya, termasuk social role dan gender role.
Apabila tidak berhasil, bisa terjadi “kebingungan peran” , rasa identitas yang
belum mantap. (atik fb)

Read More......